Waspada, Inilah Hambatan Menghafal Al Quran bagi Hafidz Hafidzah
Santrie Salafie 14.11.19
Waspada, Inilah Hambatan Menghafal Al Quran bagi Hafidz Hafidzah - Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang Allah berikan kepada Rasulullah. Al Quran adalah kitab suci umat islam yang menjadi petunjuk hidup bagi siapa saja yang menginginkan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat dan sebuah petunjuk hanya akan berfungsi apabila seseorang mau membaca, menghayati dan mengamalkannya.
Nah, pada kesempatan kali ini Santrie Salafie akan berbagi tentang Faktor-Faktor Penghambat dalam Menghafal Al Quran yang di Waspadai. Selengkapnya, langsung saja yuk scroll ke bawah untuk menyimak lebih lanjut tentang hambatan menghafal Al-Qur'an.
Kendala Menghafal Al Quran
Berikut adalah beberapa hambatan-hambatan yang sering muncul dalam proses menghafal dan menjaga hafalan al Quran, simak baik-baik dan perhatikan setiap kalimatnya dengan seksama ya.
1. Kurang Perhatian
"Ingin menambah hafalan tapi tidak memperhatikan hafalan yang lama"Metode yang biasanya diterapkan untuk menghafal sangatlah beragam, bahkan penentuan batas hafalan juga beragam. Hafidz yang memiliki semangat tinggi untuk menghafal tanpa menggunakan strategi tertentu dalam menghafal justru akan mengalami kesulitan jika tidak melakukan pengulangan dari ayat yang sebelumnya telah dihafalkannya. Maka dari itu, sebelum menambah hafalan baru sebaiknya diulang-ulang atau dilancarkan terlebih dulu hafalan yang sudah lewat. Dengan demikian, hafalan yang lama akan tetap terjaga dan hafalan baru siap untuk dimulai.
2. Mudah Jemu dan Bosan
"Adanya rasa jemu dan bosan karena rutinitas"Perasaan ini muncul karena hafidz dituntut untuk selalu disiplin dalam hal membagi waktu dan melakukan rutinitas dalam rangka meningkatkan dan menjaga hafalan yang telah diperoleh. Aktivitas yang monoton terutama bagi hafidz yang tinggal dalam suatu lembaga dengan pengaturan waktu dan target hafalan yang ketat seperti pondok pesantren juga menjadi alasannya. Bagi hafidz yang berada di luar pondok tuntutan ini dirasakan lebih berat karena harus berhadapan dengan lingkungan sosial yang menuntut hafidz dengan beberapa peran.
3. Masalah Kecerdasan
"Sukar menghafal, hal ini bisa disebabkan oleh tingkat IQ yang rendah"Pengaruh tinggi atau rendahnya tingkat kecerdasan hafidz memang belum banyak dibuktikan melalui penelitian terutama penentuan kecerdasan yang dilakukan sebelum seseorang memutuskan untuk menjadi hafidz. Beberapa penelitian yang disebutkan dalam bab pertama lebih melihat pengaruh menghafal Al Quran terhadap kemampuan kognitif yang spesifik terutama pengaruhnya terhadap memori.
4. Gangguan Asmara
"Gangguan asmara, muncul karena adanya ketertarikan asmara"Kendala ini sering muncul seiring dengan pertambahan usia hafidz yang mulai menekuni Al Quran sejak usia dini. Memasuki masa pubertas perubahan hormonal yang dialami seringkali menimbulkan emosi negatif tertentu yang mengganggu suasana hati untuk meneruskan hafalan. Munculnya keinginan untuk hidup seperti remaja lain dan bergaul dengan lawan jenis sebanyak mungkin menjadikan pikiran tidak lagi fokus pada satu titik, yaitu hafalan Quran. Sebaiknya ditahan dan hindari apabila muncul rasa yang seperti ini, agar bisa fokus hanya dengan hafalannya.
5. Menurunnya Semangat
"Menurunnya semangat menghafal"Rendahnya semangat menghafal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor dan biasanya dikarenakan adanya kejenuhan hingga mengalami keletihan mental. Maka dari itu, ada baiknya untuk mencari inovasi baru dalam menghafal. Salah satunya adalah dengan mendengarkan atau melihat video-video khusus murottal alQuran para imam atau syaikh pilihan.
6. Banyak Dosa dan Maksiat
"Banyaknya dosa dan maksiat"Dosa dan maksiat disini penjelasannya secara rinci biasanya disebutkan di dalam Al Quran dan Hadits. Beberapa contohnya diantaranya adalah: bergaul secara berlebihan dengan lawan jenis atau berpacaran dan berkata-kata yang tidak baik. Semua hal tersebut akan mempengaruhi para hafidz quran baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.
7. Cinta Dunia
"Perhatian yang berlebihan terhadap urusan dunia"Hambatan-hambatan yang muncul ini memberikan gambaran bahwa pada proses pencapaian hafalan, selain aspek kognitif, aspek emosi memegang peranan penting. Pada saat emosinya terganggu para hafidz mengaku sulit untuk menghafal ataupun memanggil hafalan yang telah dikuasai. Permasalahan emosi ini seringkali dipicu oleh permasalahan interpersonal yang bersumber dari hubungan pertemanan.
Berdasarkan uraian mengenai hambatan-hambatan yang ada di atas, maka hambatan dan bencana terbesar bagi penghafal Al Quran adalah lupa atau kelupaan, melupakan apa yang telah dihafalkan dianggap sebagai sebagai dosa besar. Oleh karena itu menjaga hafalan yang telah dikuasai merupakan kewajiban. Salah satu hadits (Hadits shahih, riwayat al-bukhari, muslim dan Al-nasai dalam Sa'dulloh, 2008) mengibaratkan; "Hafalan Al Quran sebagai unta yang diikat, jika pemiliknya masih ingin memiliki maka ia harus menjaganya dengan baik tetapi jika tidak maka unta tersebut akan terlepas."
Hadits-hadits ini memberikan gambaran bagaimana lupa merupakan ancaman utama bagi para hafidz. Lupa merupakan proses kognitif yang terjadi karena dipengaruhi oleh banyak hal. Tidak mengherankan jika beberapa penelitian yang dilakukan tentang hafidz lebih banyak menyoroti aspek kognitif dalam strategi menghafal dan menjaga hafalan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari hambatan menghafal Al Quran diatas adalah:- Pertama, daya ingat jangka pendek berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan menghafal Al Quran. Semakin tinggi daya-ingat jangka-pendeknya seseorang, maka akan semakin cepat pula ketika ia menghafal. Kedua, kecerdasan tidak dapat dimasukkan dalam analisis sebab antara kecerdasan dengan daya ingat jangka pendek terjadi koelinearitas.
- Salah satu metode menghafal al Quran yang digunakan adalah: tahfidz (menghafal materi baru yang belum pernah di hafal), takrir (mengulang materi yang telah dihafal atu diperdengarkan), wahdah (menghafal satu persatu terhadap ayat yang hendak dihafal samapai membentuk pola dalam bayangan), kitabah (menuliskan terlebih dahulu ayat-ayat yang hendak dihafalkan kemudian dibaca sampai benar-benar hafal), sima'i (mendengar, mendengarkan suatu bacaan yang dilafalkan), metode gabungan (berfungsi untuk menghafal dan memantapkan hafalan), metode jama' (menghafal secara kolektif dengan dipimpin seorang instruktur). Selain metode tersebut, ada juga metode menghafal dengan Rumus 20x20.
- Beberapa kesulitan yang dialami oleh santri yang berpengaruh pada proses hafalannya yaitu: kemampuan (kecerdasan) yang sedang, lingkungan yang tidak mendukung, kurangnya kesadaran dalam diri santri akan tanggung jawabnya untuk menghafal sehingga masih malas-malasan, kurang konsentrasi dan pikirannya kacau, kurang motivasi dari diri sendiri dan orang tua, banyak masalah yang tidak dapat diselesaikan dan berlarut-larut, putus dengan kekasih, kurang mampu mengatur waktu, dan waktu udzur (haid) yang lama.
- Pengaruh kekuatan niat dan kapasitas pribadi untuk mengontrol segala bentuk perilaku memberi sumbangan yang berarti. Terjun ke lingkungan sosial yang lebih luas menjadi kecemasan utama bagi kebanyakan penghafal Al Quran. Alasan utama adalah kesulitan para penghafal Al Quran untuk menyesuaikan nilai yang telah terinternalisasi di dalam dirinya dengan nilai dan standar yang ada di lingkungan sosial.
- Dari beberapa Faktor Penghambat untuk Menghafal Al Quran diatas bisa kita jadikan rujukan untuk menghindari hambatan-hambatan dalam menghafal Al Quran. Sekarang kita sudah mengetahui tentang apa saja hambatan menghafal al-Quran, sekarang tinggal mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari ketika menghafal alQuran.
Baca juga: Syarat menjadi Penghafal Al Quran dan waktu terbaik untuk menghafal Al Quran