Skip to main content

Penyebab Seseorang Memiliki Perilaku Riya dan Sum'ah

Penyebab Seseorang memiliki perilaku Riya dan Sumah by Santrie Salafie

Penyebab Seseorang Memiliki Perilaku Riya dan Sum'ah - Riya dan sum'ah yang telah kita ketahui definisinya, keduanya adalah penyakit hati yang bisa hinggap pada siapa saja, termasuk aktivis dakwah. Bahkan mujahid sekalipun.

Daftar isi

Kita juga telah mengetahui fenomena riya dan sum'ah yang jika itu ada pada diri kita, mengindikasikan kita telah terjangkit riya dan sum'ah. Karenanya kita perlu hati-hati.

Kini kita membahas faktor-faktor penyebab riya dan sum'ah. Semoga setelah kita tahu penyebab riya dan sum'ah kita bisa mengatasinya. Karena seperti kata Ibnu Qayyim, mengobati penyakit itu dilakukan dalam dua tahap. Pertama, menghilangkan rasa sakitnya. Kedua, menghentikan penyebabnya.

Apa Penyebab Seseorang Memiliki Perilaku atau Sifat Riya dan Sum'ah?

Berikut adalah beberapa Penyebab Seseorang Memiliki Perilaku Riya dan Sum'ah yang harus kita hindari.

1. Latar belakang kehidupan

Jika seorang anak tumbuh dalam asuhan keluarga yang memiliki suasana riya dan sum'ah, atau ia tumbuh dalam lingkungan dengan tradisi perilaku riya dan sum'ah yang kental, maka sangat besar kemungkinannya ia juga terjangkit penyakit hati itu.

Jika penyakit tersebut telah lama hinggap padanya, sulit baginya untuk melepaskan diri dari riya dan sum'ah. Karenanya, Rasulullah berpesan agar umatnya memilih pasangan hidup yang islami.

Kepada para ikhwan, beliau berpesan

“...Maka pilihlah wanita yang taat menjalankan agama, niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Kepada orang tua atau wali dari akhwat beliau berpesan, “Jika didatangi oleh seseorang (untuk meminang putrimu) yang engkau ridha akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu)”. (HR. tirmidzi)

Baca juga: Cara Menenangkan Diri Ketika Emosi yang Bisa Dilakukan, Self-Improvement and Knowledge

2. Pergaulan yang buruk

Persahabatan yang buruk juga bisa mengakibatkan riya dan sum'ah. Terutama bagi orang yang lemah kepribadiannya sehingga mudah terpengaruh. Bahkan bagi orang yang tidak terlalu lemah sekalipun, jika ia biasa bergaul dan berinteraksi dengan teman-teman yang suka riya dan sum'ah serta cenderung mencela “cacat” dan “kekurangan” pada temannya, ia pun akan terpengaruh.

Sangat pentingnya persahabatan ini sehingga Rasulullah mengumpamakan dengan penjual minyak wangi dan pandai besi. Kita bisa mendapat “bau harum” dari pertemanan, kita juga bisa terkena “asap” dan “bau tidak sedap” dari pertemanan.

Maka memilih teman yang baik, persahabatan dengan orang-orang shalih, memperkuat ukhuwah imaniyah, adalah hal penting yang harus dilakukan sejak dini sebagai solusi.

3. Tidak memiliki ma'rifatullah

Tidak memiliki ma'rifatullah menjadikan manusia bersikap riya dan sum'ah. Sebab orang yang tidak mengenal Allah tidak dapat bersikap benar terhadap-Nya.

Jika seseorang memiliki ma'rifatullah yang baik, ia akan beribadah ikhlas kepada Allah dan yakin ibadah itu dilihat oleh Allah dan dinilai-Nya. Ia juga sadar jika niatnya sudah beralih kepada pandangan manusia, Allah justru tidak memberinya apa-apa.

4. Ambisi mendapatkan kedudukan atau kepemimpinan

Ini faktor penyebab yang kerap terjadi. Seseorang karena ingin memiliki kedudukan tinggi dalam pandangan manusia atau supaya orang lain menilai ia layak mendapatkan amanah kepemimpinan menjadikannya bersikap riya dan sum'ah.

Ia ingin segala amal kebaikannya terekspos dan secara langsung mempengaruhi pencitraannya. Ia dianggap baik, shalih, dihormati, dikagumi, dan diangkat atau dipilih menjadi pemimpin.

Baca juga: Kata Bijak Cak Nun Tentang Cinta, Kehidupan, Agama, Ibadah, Karier, dan Alam

5. Tamak terhadap milik orang lain

sikap rakus terhadap harta atau kepemilikan orang lain juga bisa mengakibatkan riya dan sum'ah. Seperti orang yang berperang tetapi niatnya mendapatkan ghanimah, atau popularitas.

Sebagaimana diriwayatkan Abu Musa bahwa Rasulullah pernah ditanya,

"Ya Rasulullah, ada seorang yang berperang untuk memperoleh ghanimah, ada yang ingin disebut-sebut, dan ada yang ingin posisinya dilihat manusia. Manakah diantara mereka yang berperang di jalan Allah?” Rasulullah SAW menjawab, “Barangsiapa berperang dengan tujuan meninggikan kalimat Allah, dialah mujahid fi sabilillah." (HR. Bukhari)

6. Suka dipuji dan disanjung

perangai suka dipuji dan disanjung akan mendorong seseorang berlaku riya dan sum'ah. Berupaya menjadi buah bibir. Berusaha menjadi news maker.

Sikap ini harus dilawan dengan menyadari bahwa pujian makhluk kerap mencelakakan, sementara kritik justru akan membuatnya maju menjadi lebih baik.

7. Terlalu ketat penilaian pemimpin/qiyadah

Dalam sebuah organisasi atau jamaah, jika pemipin atau qiyadah terlalu ketat dalam menilai seseorang, bisa mengakibatkan timbulnya riya dan sum'ah pada orang tersebut, khususnya yang tidak memiliki jiwa besar. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang baik itu tidak mengerjakan sesuatu kecuali ia menilainya baik dan tidak meninggalkan sesuatu kecuali jika ia menilainya buruk." (HR. Muslim dan Abu Dawud)

8. Terlalu dikagumi orang lain

Terlalu dikagumi orang lain juga bisa bisa menjadi sebab timbulnya riya dan sum'ah. Kekaguman bisa menjadi semacam candu.

Semakin dikagumi seseorang akan semakin berusaha agar kekaguman orang lain bertahan atau meningkat. Karenanya Rasulullah mengingatkan agar tidak memuji orang di depannya secara langsung.

Baca juga: Mengapa perilaku ikhlas sulit dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

9. Takut menjadi omongan orang lain

Ini juga bisa menyebabkan timbulnya riya dan sum'ah. Karena takut dinilai jelek orang lain, atau menjadi bahan perbincangan, menjadi obyek ghibah, maka seseorang kemudian berbuat yang baik dan berupaya mengeksposnya, atau mendemonstrasikan kebaikan dan amal shalihnya.

10. Lalai terhadap dampak buruk riya dan sum'ah

Ketidaktahuan dan kelalaian seseorang terhadap dampak buruk dan bahaya riya dan sum'ah menjadikannya tidak merasa salah atau menyesal berlaku riya dan sum'ah, bahkan larut dalam sikap itu.

Sebaliknya, jika seseorang memahami dengan baik dampak riya dan sum'ah, yang sangat merugikan dirinya di akhirat kelak, ia akan berusaha menjaga diri agar terhindar dari riya dan sum'ah itu.

Penutup: semoga dengan membaca artikel ini, bisa menambah wawasan kita semua tentang Penyebab Seseorang memiliki perilaku Riya dan Sum'ah, dan mudah-mudahan bisa selalu istiqamah dalam kebaikan. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat.

Baca juga: 10 Keistimewaan Menjadi Seorang Guru Yang Jarang Kita Sadari

Tambahkan aplikasi Santrie Salafie di smartphone tanpa install

  1. Buka SantrieSalafie.com dengan browser Chrome di smartphone
  2. Klik ikon 3 titik di browser
  3. Pilih "Tambahkan ke layar utama"
  4. Selanjutnya klik aplikasi Santrie Salafie dari layar utama smartphone Anda untuk menggunakannya.

Atau, ikuti Santrie Salafie di Google News dengan klik icon untuk mulai mengikuti dan mendapatkan pengalaman membaca lebih mudah.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar kami sebelum berkomentar.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->