Skip to main content

Cerita Humor Santri Sodron Menginspirasi Najis tapi Tidak Dosa

Cerita Humor Santri Sodron Menginspirasi Najis tapi Tidak Dosa by Santrie Salafie

Cerita Humor Santri Sodron Menginspirasi Najis tapi Tidak Dosa - Pernahkah anda membaca atau mendengar Cerita Humor Santri Sodron Menginspirasi Najis tapi Tidak Dosa? Jika mendengar kalimat "Cerita Humor Santri", apa yang anda pikirkan? Sedih..? Bahagia..? Lucu..? atau tidak heran sama sekali? Dari hasil survei yang Admin lakukan, hampir 96% orang menjawabnya dengan "lucu dan tertawa bahagia". Bagaimana dengan jawaban anda?

Pada kesempatan kali ini Santrie Salafie akan berbagi tentang Cerita Humor Santri Sodron Menginspirasi Najis tapi Tidak Dosa. Langsung saja yuk scroll ke bawah untuk menyimak lebih lanjut tentang Cerita Humor Santri Sodron Menginspirasi Najis tapi Tidak Dosa.

Content

Cerita Humor Santri Sodron Sangat Menginspirasi

Sabtu sore ba'da 'asar disebuah taman, tampak kang sodron sedang JJS (jalan-jalan sore Dengan masih menggunakan pakaian kebesarannya ala santri.

Yaitu sarung, baju koko dan kopiah putih. (weitss.. udah berasa kayak pak haji tuh..!)

Dia begitu menikmati suasana taman yang letaknya tak jauh dari pesantren.

Tapi sayang, di sudut-sudut taman terlihat berpasang-pasangan muda-mudi yang berpacaran. Mendekati malam minggu gitu loh.... karena risih sodron memutuskan balik lagi ke Pesantren.

Ketika hendak membalikkan badan, tiba-tiba.....,

"Guk.. guk... kaing.... kaing....." Seekor anjing tergletak ditengah jalan, Tertabrak sepeda motor sepasang muda-mudi yang melintas kencang dan meninggalkan anjing itu begitu saja.

Sodron bingung, antara menolong atau tidak. Anjing itu sudah tak berdaya.

"Anjing itu kan najis, ah... sudahlah, biarkan saja". begitu pikirnya.

Ia pun melanjutkan langkahnya, namun hatinya masih bingung. Sodron teringat cerita kiainya bahwa ada seorang pelacur yang masuk surga lantaran memberi minum anjing yang sedang kehausan.

"Walaupun Anjing najis, toh dia mahluk Allah juga. Aku harus menolongnya". Gumamnya dihati.

Sodron langsung menghampiri Anjing yang masih tergeletak di jalanan.

Dan ternyata anjing itu sudah tak bernyawa. Sodron segera membawanya dan mencari tempat yang aman untuk menguburnya.

Namun tanpa disadari, sedari tadi ada sepasang kekasih yang sudah memperhatikan tingkah laku Santri Sodron.

Cewek : "ih.. gila tu cowok. Dandanannya aja kayak santri, tapi kok pegang-pegang Anjing si say.." (ucap ke cowoknya)

Cowok :" Iya tuh . . . . sodron pastinya sudah tahu kalau Anjing itu najis & nggak boleh di pegang. Kita samperin yuk honey . . "

Sambil berpegangan tangan messrraaaaaa bwagetzz... sepasang kekasih itu pun menghampiri santri yang memang julukan di pesantrennya adalah Santri Sodron. (hehehe...)

Cowok : "Eh, Mas. Kok nenteng-nenteng Anjing sih?"

Sodron : "iya, Mas. Ini Anjingnya mati, tadi tertabrak motor. Mau saya kuburin."

Cewek : (ikut nyahut) "Tapi anjing itu kan najis Mas, kok di pegang-pegang gitu... gak pake plastik atau sarung tangan lagi !?".

Sodron :"Tidak apa-apa mbak . . . cuman najis dan nggak dosa kok . . . Nanti juga bisa di sucikan . "

Cowok :" . . . tapi kalau najis ya tetap najis mas. . . . mas nya kan santri ? Masak pegang bangkai anjing . . . ? Nggak banget ah.."

Sodron : ( terdiam dan menahan emosi, karena cowok-cewek yang menghampirinya sangat bawel dan sok suci ). Setengah jengkel Sodron menyahut dengan lantang.

"Mas, Mbak. Maaf ya, saya kasih tau. Ini Anjing mati tertabrak motor, jika semua orang membiarkannya atas dasar najis dan tidak mau menyingkirkannya... nanti anjing ini bakalan membusuk di tengah jalan dan akan lebih mengganggu orang yang lewat. Makanya saya mengambilnya dan hendak menguburkannya dengan alasan Dhorurot.

Toh, ini hanya najis dan tidak dosa. Buat saya...

LEBIH BAIK MEMEGANG BENDA NAJIS DARI PADA BERPEGANGAN TANGAN DENGAN YANG BUKAN MAHROM.

HARAM itu hukumnya dan dilarang.sambil menunjuk kearah tangan muda-mudi yang masih berpegangan mesraa.

Bagai kepiting rebus, muka Cewek Cowok tadi yang sok suci. Dan akhirnya ngacir pergi dengan menahan malu.....

Haha kasian banget ya....

"Sesungguhnya kepala di tusuk dengan besi panas itu lebih baik, dari pada memegang laki-laki atau perempuan yang bukan MAHROM".(HR. Tabrani dan Baihaqi)
Lucu gak sih? lucu lah ya...

Kalo gak lucu, ya...di lucu-lucuin aja dah... Senyum aja Ibadah apa lagi ketawa... asal gak berlebihan hehe....

Dan yang terpenting di dalam cerita diatas mengandung banyak pelajaran yang bisa kita renungkan.

Jodoh itu ada 3 Macam

1. Jodoh dari syaithon la'natullahhi 'alaih

Kalian berdua berkenalan, mengikat status dengan pacaran, berpegangan tangan dan terus berbuat maksiat. Akhirnya si wanita hamli (hamil maksudnya) dan baru kamu menikah. (na'u dzubillah)

2. Jodoh dari jin

Kalian berdua berkenalan, kamu suka pada dia tapi dia tidak suka padamu. Akhirnya cinta di tolak dukun bertindak. Dengan jurus jaran goyang (hehe) dan akhirnya dia mau menikah dengan mu.

3. Jodoh dari Allah Sang Maha Cinta

Kalian berdua berpandangan mata, yang akhirnya menusuk sampai kalbu, dan dengan jentel kamu datangi orang tuanya untuk meminangnya. Dia menerima pinanganmu dan akhirnya kalian berdua menikah. InsyaAllah hingga akhir hayat. Dan itulah yang di katakan surga cinta... (ammin....) Karna....

Laki-laki sejati itu tidak selalu mengumbar kata I love you, tapi berani mengucap kata "Qobiltu" di hadapan bapakmu.

Muslimah yang cerdas adalah menolak di pacari tapi menerima untuk di nikahi. jhahaha gaje bwaaget si gue..

- SELESAI -

Baca juga: Cerita Humor Lucu Si Udin dan Majikan

Tambahkan aplikasi Santrie Salafie di smartphone tanpa install

  1. Buka SantrieSalafie.com dengan browser Chrome di smartphone
  2. Klik ikon 3 titik di browser
  3. Pilih "Tambahkan ke layar utama"
  4. Selanjutnya klik aplikasi Santrie Salafie dari layar utama smartphone Anda untuk menggunakannya.

Atau, ikuti Santrie Salafie di Google News dengan klik icon untuk mulai mengikuti dan mendapatkan pengalaman membaca lebih mudah.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar kami sebelum berkomentar.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->