Skip to main content

Hukum Menunda Puasa Qadha Fatwa Syekh Athiyyah Shaqar

Hukum Menunda Puasa Qadha Fatwa Syekh Athiyyah Shaqar by Santrie Salafie

Hukum Menunda Puasa Qadha’ Fatwa Syekh ‘Athiyyah Shaqar - Puasa qadha' adalah puasa yang dikerjakan untuk mengganti puasa yang tidak mampu dilaksanakan pada waktu tertentu, yang disebabkan karena ada sesuatu hal atau udzur untuk tidak mengerjakannya.

Hukum Mengqadha Puasa Ramadhan Yang Tertunda

Terkait menunda puasa qadha’, bagaimana hukumnya seseorang yang menunda untuk mengqadha' puasa sampai batas waktu tertentu? Berikut penjelasan lengkapnya dari Syekh ‘Athiyyah Shaqar terkait menunda puasa qadha'.

Pertanyaan tentang menunda puasa qadha'

  • Saya tidak melaksanakan puasa beberapa hari di bulan Ramadhan karena udzur, saya tidak mampu mengqadha’nya hingga masuk Ramadhan berikutnya. Apakah saya didenda karena menunda puasa Qadha’? ketika mengqadha’, apakah wajib berturut-turut atau boleh terpisah-pisah?

Jawaban tentang menunda puasa qadha'

Jumhur ulama mewajibkan fidyah bagi orang yang menunda qadha’ puasa Ramadhan hingga masuk ke Ramadhan berikutnya. Fidyah tersebut adalah memberikan makan satu orang miskin untuk satu hari puasa yang ditinggalkan, makanan tersebut cukup untuk makan siang dan makan malam. Jika qadha’ tersebut tidak dilaksanakan tanpa ada uzur.

Hukum ini berdasarkan dalil hadits Mauquf dari Abu Hurairah, artinya ini ucapan Abu Hurairah, penisbatan ucapan ini kepada Rasulullah Saw adalah dha’if. Hukum ini juga diriwayatkan dari enam orang shahabat, menurut Yahya bin Aktsam tidak ada yang menentang pendapat mereka, diantara mereka adalah Ibnu Abbas dan Ibnu Umar ra., Abu Hanifah dan ulama Mazhab Hanafi berpendapat: tidak wajib membayar fidyah disamping qadha’.

Karena Allah Swt berfirman tentang orang yang sakit dan musafir:

“Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain”. (Qs. Al-Baqarah : 184).

Allah Swt tidak memerintahkan membayar fidyah. Hadits yang mewajibkannya adalah hadits dha’if, tidak dapat dijadikan dalil.

Imam asy-Syaukani berkata dalam Nail al-Authar, juz. 4, hal. 318, mendukung pendapat ini, “Tidak ada hadits kuat dari Rasulullah Saw tentang masalah ini. Pendapat shahabat tidak dapat dijadikan dalil. Pendapat jumhur tidak menunjukkan bahwa itu benar. Hukum asal tidak ada kewajiban menjadi penetap hukum tidak adanya kewajiban yang membebani, sampai ada dalil tentang itu. Dalam masalah ini tidak ada dalil yang mendukung. Maka tidak wajib membayar fidyah)”.

Imam Syafi’i berkata, “Jika qadha’ tersebut tidak dilaksanakan karena uzur, maka tidak wajib membayar fidyah. Jika bukan karena suatu uzur, maka wajib membayar fidyah”.

Pendapat ini penengah antara dua pendapat diatas. Akan tetapi hadits dha’if atau hadits mauquf tentang kafarat ini tidak membedakan antara ada atau tidak adanya uzur. Mungkin pendapat ini dapat menenangkan jiwa karena memperhatikan bentuk khilaf yang ada.

Melaksanakan puasa qadha’ Ramadhan itu wajib dilaksanakan secara tunda, tidak wajib dilaksanakan segera, meskipun afdhal dilaksakan dengan segera ketika mampu, karena hutang kepada Allah Swt lebih utama untuk ditunaikan. Disebutkan dalam Shahih Muslim dan Musnad Ahmad bahwa Aisyah ra meng-qadha’ puasa Ramadhan di bulan Sya’ban, ia tidak melaksanakannya segera ketika ia mampu.

Dalam melaksanakan puasa Qadha’ tidak diwajibkan mesti berturut-turut. Ad-Daraquthni meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Saw berkata tentang qadha’ puasa Ramadhan:

“Jika mau dapat melaksanakannya secara terpisah-pisah dan jika mau dapat melaksanakannya secara berturut-turut”.

Rujukan: Fatawa al-Azhar, juz. IX, hal. 268 [Maktabah Syamilah].

Itulah penjelasan tentang hukum menunda puasa qadha’ yang diambil dari fatwa Syekh ‘Athiyyah Shaqar.

Penutup: semoga dengan membaca artikel ini, bisa menambah wawasan kita semua tentang Hukum Menunda Puasa Qadha dan mudah-mudahan bisa selalu istiqamah dalam kebaikan. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat.

Baca juga: Hukum dan Tata Cara Puasa bagi Wanita Hamil dan Menyusui

Tambahkan aplikasi Santrie Salafie di smartphone tanpa install

  1. Buka SantrieSalafie.com dengan browser Chrome di smartphone
  2. Klik ikon 3 titik di browser
  3. Pilih "Tambahkan ke layar utama"
  4. Selanjutnya klik aplikasi Santrie Salafie dari layar utama smartphone Anda untuk menggunakannya.

Atau, ikuti Santrie Salafie di Google News dengan klik icon untuk mulai mengikuti dan mendapatkan pengalaman membaca lebih mudah.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar kami sebelum berkomentar.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->