Skip to main content

5 Adab Menuntut Ilmu yang tidak boleh diabaikan

Adab Menuntut Ilmu yang tidak boleh diabaikan by Santrie Salafie

5 Adab Menuntut Ilmu yang tidak boleh diabaikan - Bagaimana kabar hari ini sahabat Santrie Salafie? mudah-mudahan selalu dalam lindungan Allah swt. Amin.. Pada kesempatan kali ini Santrie Salafie akan berbagi tentang 5 Adab Menuntut Ilmu yang tidak boleh diabaikan.

Selengkapnya, langsung saja yuk scroll ke bawah untuk menyimak lebih lanjut tentang 5 Adab Menuntut Ilmu yang tidak boleh diabaikan.

Akhlak dalam Mencari Ilmu

Jaman sekarang, motivasi orang untuk mendapatkan sesuatu itu beragam, tapi seringkali yang menjadi motivasi dasar adalah hal-hal terkait duniawi, termasuk juga Admin kadang begitu, astaghfirullah.

Selama proses belajar mencari ilmu (apa saja) Admin menemukan banyak sekali nasehat dari guru, kawan, dan pengalaman.

Admin mau berbagi variabel yang sering terabaikan seorang penuntut ilmu. Padahal melalui variabel-variabel inilah proses turunnya ilmu menjadi lebih mudah, yang kemudian disusul dengan pemahaman yang baik terhadap ilmu tersebut. Sampai akhirnya bisa lebih cepat paham plus tidak keliru dalam memahaminya.

Berikut 5 Akhlak dalam Menuntut Ilmu yang Harus dilakukan

1. Hormati Sesama

Pengalaman Admin mengajarkan orang lain tentang bidang yang Admin tekuni, ada aja orang yang tidak menggunakan adabnya dengan baik.

Ketika kita memutuskan untuk belajar pada seseorang, jangan pernah tunjukkan akhlak yang ngga baik di hadapannya. Karena sebab perantaranyalah kita bisa menerima ilmu, ia menjadi perantara bagi terbukanya wawasan untuk diri kita. Dalilnya sangat amat banyak sekali.

Salah seorang ulama pernah sedang belajar di teras masjid, kemudian melintas anak gurunya sedang bermain dan berlarian. Yang dilakukan ulama tersebut ketika anak gurunya berlari (melintas) di dekatnya, ia berdiri demi menghormati anak dari gurunya tersebut.

Ini tentang rasa hormat, rasa takdhim, dan memuliakan orang-orang yang menjadi sebab sampainya ilmu pada kita.

2. Hormati Media atau Wasilah

Manusia mempunyai peran sebagai wasilah (perantara) yang paling besar. Itu kenapa pada poin nomor satu di atas Admin sebut secara terpisah, karena keberadaannya yang juga paling spesial. Tapi ingat, bahwa wasilah juga hadir dari benda-benda tak bernyawa.

Kitab yang kita buka, buku yang kita baca, alat tulis yang kita gunakan, semua itu adalah wasilah sampainya ilmu pada kita. Motor, mobil, handphone, laptop, dst. Sudah selayaknya barang-barang itu kita hormati pula, kita hargai. Dengan cara merawat dan memperhatikan secara layak.

Termasuk ucapkan doa kebaikan untuk barang-barang tersebut. Memang sebegitunya? Iya, Nabi mengajarkan kita demikian, berdoa memohon pada Allah agar barang-barang yang kita pakai bisa memberikan manfaat untuk kita dan orang lain.

3. Siapa yang Perlu?

Generasi jaman sekarang tingkah lakunya makin beragam. Admin sudah sering baca kisah dan keluhan para guru, dosen, ustadz, dll tentang anak didik yang berperilaku kurang tepat terhadap mereka. Dan tidak jarang Admin juga merasakannya.

Sebagai seorang penuntut ilmu yang baik, posisikan diri kita sebagai orang yang benar-benar butuh (akan asupan ilmu). Minimal, kita yang datang pada sumber ilmu (guru), bukan berperilaku sebaliknya. Ikuti aturan yang berlaku, hormati lingkungan yang ada, dan gunakan kalimat komunikasi yang baik.

Niat untuk menghormati guru itu sudah dihitung keberkahan, yang bisa jadi faktor-faktor keberhasilan terkait ilmu yang dipelajari itu salah satunya disebabkan oleh keberkahan tersebut.

4. Cara Mengambil Ilmu

Untuk bisa mendapatkan keberkahan ilmu selain dengan cara-cara di atas, kita juga harus mengetahui dengan cara apa ilmu tersebut bisa diserap secara maksimal.

Setiap bidang ilmu mempunyai polanya masing-masing. Selain kita mempelajari shortcut khusus di tiap bidang keilmuan itu, ada kaidah umum yang juga mesti kita pahami. Ada 2 hal yang harus ada pada seorang penuntut ilmu ketika ia mau mengambil ilmu tersebut dengan sempurna.

Para ulama menjelaskan, ilmu tidak akan masuk kepada seseorang, apabila ada 2 hal yang masih tertanam dalam diri seseorang yaitu Malu bertanya dan rasa sombong.

Tugas kita adalah membuat 2 hal itu tidak ada dan hilang dari hati dan pikiran.

4.1 Malu Bertanya
Setelah kita berhasil mengubah kebiasaan yang tadinya malu menjadi berani, selanjutnya perlu diatur jenis pertanyaan macam apa yang akan kita sampaikan.

Setiap pertanyaan mempunyai alamatnya masing-masing. Misalnya, jangan menyampaikan pertanyaan yang terlalu sepele kepada guru. Pertanyaan sepele lebih tepat kita tanyakan pada sesama penuntut ilmu (kepada teman).

Di titik ini, mulailah untuk belajar mendesain pertanyaan yang berkualitas.

4.2 Ada Rasa Sombong
Ketika kita sudah memutuskan untuk menjadikan seseorang sebagai guru, jangan pernah menganggap ia berada di bawah kita. Dan jangan pernah merasa ilmu yang disampaikan terlalu membosankan. Kita hanya perlu beradaptasi dengan cara guru kita menyampaikan sesuatu. Kalau sejak awal kita sudah preventif, ilmu tidak akan masuk. Tidak ada orang yang sempurna termasuk orang yang mengajarkan kita. Tetap hormati, tetap hargai.

5. Belajar Cara Belajar

Di atas sudah Admin sebutkan bahwa setiap bidang ilmu mempunyai pola dan shortcut untuk kita pelajari lebih dulu sebelum menyelami semua cabangnya.

Yang mana, kalau kita berhasil melihat benang merahnya, kita akan lebih mudah untuk melihat seluruhnya.

Hal ini yang selalu Admin gunakan ketika Admin mau mempelajari sesuatu yang baru. Setidaknya ada 3 hal yang harus Admin lakukan.

  1. Mencari orang yang tepat untuk Admin jadikan guru, Admin pelajari profilnya, Admin lihat rekam jejaknya. Tujuannya supaya ketika Admin sudah mantap, Admin bisa dengan maksimal mengerjakan tanggung jawab Admin sebagai murid dan menunaikan hak dia sebagai guru (seperti pada penjelasan poin-poin di atas).
  2. Menentukan goals dari ilmu yang mau Admin pelajari.
  3. Memetakan dan menyusun kerangka dasar versi Admin sendiri terkait ilmu yang mau Admin pelajari, mana saja poin-poin pentingnya, dan apa saja shortcut yang bisa Admin tempuh.
Dengan begitu, Admin juga bisa mengukur timeline mulai dari start sampai finish-nya.

Sebuah Quote dari Imam Syafi'i yang kita semua sudah familiar terhadapnya,

Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar, kamu akan menanggung perihnya kebodohan.Imam Syafi'i

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kita ambil dari 5 Adab Menuntut Ilmu diatas adalah:

  • 5 Adab Menuntut Ilmu yang tidak boleh diabaikan diatas bisa kita jadikan sebagai bahan rujukan ketika menuntut ilmu. Baik itu ilmu-ilmu agama ataupun ilmu-ilmu umum.
Semoga dengan membaca 5 Adab Menuntut Ilmu yang tidak boleh diabaikan ini, bisa menjadi bahan yang bisa kita renungkan untuk memperbaiki niat yang selama ini tertanam dalam hati, terucap oleh lisan, dan terwujud dalam perbuatan. Dan mudah-mudahan bisa selalu istiqamah dalam kebaikan. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat.

Baca juga: Artikel Islami tentang Menunaikan Hak Allah

Tambahkan aplikasi Santrie Salafie di smartphone tanpa install

  1. Buka SantrieSalafie.com dengan browser Chrome di smartphone
  2. Klik ikon 3 titik di browser
  3. Pilih "Tambahkan ke layar utama"
  4. Selanjutnya klik aplikasi Santrie Salafie dari layar utama smartphone Anda untuk menggunakannya.

Atau, ikuti Santrie Salafie di Google News dengan klik icon untuk mulai mengikuti dan mendapatkan pengalaman membaca lebih mudah.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar kami sebelum berkomentar.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->