Zaman Milenial Dilarang Sakit
Santrie Salafie 4.8.19
Zaman Milenial Dilarang Sakit - Pernahkah kalian membaca atau mendengar tentang Zaman Milenial Dilarang Sakit? Bagaimana mungkin Zaman Milenial Dilarang Sakit? Tenang, karena pada kesempatan kali ini Santrie Salafie akan berbagi tentang Zaman Milenial Dilarang Sakit.
Selengkapnya, langsung saja yuk scroll ke bawah untuk menyimak lebih lanjut tentang Zaman Milenial Dilarang Sakit.
Jaga Kesehatan dan Jangan Terpengaruh Dengan Keadaan Zaman
Buat Kita yang lahir rentang tahun 1980 sampai 2000-an, bukan hal yang mudah untuk jaga kesehatan. Kita sekarang berada pada zaman di mana ada begitu banyak sumber penyakit yang berserakan di sekitar Kita.
Apa yang Kita makan dan Kita hirup adalah faktor utamanya. Udara sekarang mengandung polusi lebih banyak dari jaman bapak dan mbah-mbah kita. Apalagi di daerah dengan tingkat kepadatan kendaraan bermotor dan daerah industri. Cara ngukurnya pakai AQI (Air Quality Index). Makin kecil angkanya, makin bagus. Googling aja sendiri tentang AQI di berbagai belahan dunia.
Kalau makanan, ya sebagaimana Kita tahu, ada banyak banget pilihan makanan yang bisa Kita santap mulai dari kaki lima sampai bintang lima. Lebih variatif daripada jaman bapak dan mbah. Sayangnya, generasi milenial ini jarang banget yang peduli terhadap kandungan bahan dari makanan yang mau mereka kunyah.
1. Ketemu sama Perekayasa Makanan
Waktu itu ada tamu abah saya nginap di rumah. Paginya saya diajak sarapan bareng. Selesai sarapan, saya ngobrol-ngobrol dengan tamu, ternyata beliau itu ilmuwan yang kerjanya di salah satu lab untuk rekayasa perasa, aroma dan pewarna makanan.
Lab tempat beliau kerja ini dikontrak oleh sebuah perusahaan besar. Perusahaan besar ini adalah tempat maklon dari brand-brand besar yang ada di Indonesia.
Beliau bilang 90% dagangan yang ada di minimarket itu rekayasanya dilakukan di lab tempat beliau bekerja. Mayoritas junk food di resto cepat saji juga dianukan demikian sama beliau and team.
Beliau sendiri yang bilang ke saya, jangan beli makanan-makanan di minimarket, ngga sehat. Beliau curhat sempat ada konflik batin, akhirnya resign dari tempat kerjanya.
2. Pasien di RS Akan Membeludak
Beberapa tahun lalu, antrian panjang hanya ada di RSUD, tapi sekarang antrian panjang juga terjadi di RS swasta. Seenggaknya ada 2 faktor:
- Nggak kuat terlalu lama nunggu antrian di RSUD
Orang kelas menengah mulai banyak, rela bayar agak mahal di RS swasta. Bahkan, rumah sakit kelas internasional sekarang juga udah mulai susah, saking banyak penderita sakit di berbagai tempat di Indonesia. Selain bertambahnya jumlah pasien (dengan berbagai sebab), faktor minimnya tenaga medis juga jadi alasan.
Ada data resmi dari pemerintah tentang perbandingan jumlah penduduk dengan tenaga medis di setiap provinsi. Berita seputar perbandingan tenaga medis ini juga bisa Kita Googling sendiri, ada banyak. Kita pernah kan ngantri di poli yang jumlah antriannya udah menumpuk tapi dokternya lagi ngga ada? Itu bukan dokternya yang males kerja, tapi seringkali dokternya lagi lakukan tindakan (operasi atau urgent), karena memang jumlah tenaga medisnya ngga banyak.
Dari saya masih bujang sampai saya nulis ini, saya udah lumayan sering bolak-balik RS, entah saya yang sakit, atau pas nganterin orang lain. Saya tahu persis durasi rata-rata antriannya dari tahun ke tahun makin menular. Terakhir saya ke RS ngantrinya sampai 4 jam. Untuk ngantri aja.
Kamar inap RS juga seringkali penuh. Saya juga lumayan tau tentang ini. Saya ke beberapa RS (baru-baru ini) dan dengar sendiri ada pasien-pasien yang ngga kebagian kamar inap. Full semua.
Malah (belum lama ini) saya dapet kabar ada suaminya temen istri saya meninggal karena terlalu lambat ditangani, dilempar dari satu RS ke RS lain, semua kamar penuh. Padahal sakitnya ngga tergolong serius. Beliau meninggal karena penanganan ngga ideal. Kasus-kasus begini ngga ada yang bisa disalahkan. Dengan kondisi seperti sekarang ini emang susah untuk dihindari. Berita serupa terkait pasien meninggal karena RS yang over capacity ini juga banyak bertebaran di Google.
Kalau sekarang saja udah cukup membludak, bisa dibayangkan ya 10 tahun dari sekarang akan seperti apa? Ditambah dengan adanya bonus demografi (Googling sana!) yang sedang hadir di tengah bangsa Indonesia. Seenggaknya saya mengajak para pembaca untuk lebih peduli sama diri sendiri daripada nanti repot di kemudian hari.
3. Peduli terhadap Diri Sendiri
Coba sesekali Kita nongkrong di lobi rumah sakit atau lobi UGD. Tiap 10 menit pasti ada penderita lalu-lalang. Atau Kita jalan ke lorong-lorong poli, Kita lihat sendiri pakai mata kepala, ada apa saja di sana.
Saya yakin Kita akan ngelus-ngelus dada dan sekujur badan Kita rasanya ngilu begitu ketemu sama para pasien. Hal-hal ini bisa Kita manage dari sekarang dengan cara:
4. Jaga kesehatan
Penyakit itu ada 2 jenis:
- Menular
- Tidak menular
Kalau bahasa saya, terkena penyakit menular itu ya “hadiah”. Tapi kalau terkena penyakit tidak menular itu karena Kita kurang peduli sama diri sendiri. Penyakit tidak menular ini faktor terbesarnya disebabkan oleh makanan. Dan ketika Kita berhasil mengontrol makanan, insya Allah secara otomatis daya tahan tubuh Kita menjadi bagus. Kalau daya tahan tubuh Kita bagus, insya Allah lebih kecil kemungkinan terkena penyakit menular.
Jadi, saya mau fokuskan ke tips trik supaya ngga terkena penyakit tidak menular. Ngerti maksud saya kan? Secara teori, ini perkara mudah. Tapi dalam praktek, butuh nawaitu yang strong! Kalau mau simpel, jaga kesehatan itu bisa sederhana banget kok. Cukup fokus sama 5 hal ini:
- Kurangi gula
- Seleksi makanan dan minuman
- Minum air 2 liter per hari
- Jangan begadang
- Jauhi asap rokok
Penyakit ringan sampai berat awal mulanya ya dari 5 hal di atas. Silahkan Kita tanya sama dokter manapun, mereka akan sepakat sama 5 hal tersebut.
1) Kurangi Gula
Kadar gula dalam tubuh ini ngga boleh berlebihan, maka Allah ciptakan insulin. Cairan ini diproduksi sama pankreas. Jangan paksa pankreas kerja rodi demi melayani nafsu makan Kita yang sembarangan. Manis itu emang enak, disukai banyak orang. Tapi ya jangan berlebih. Selalu perhatikan takaran gula waktu Kita mau beli makanan (kemasan). Kalo tulisannya di bawah 5 gram, ini masih aman. Tapi ya seharian itu jangan beli-beli lagi, kasian pankreasnya.
Jangan konsumsi lebih dari 12 gram gula per hari. Ngga bagus buat jangka panjang. Kalo beli makanan di warung, waiternya pasti tanya, “Minumnya es jeruk atau es teh?” Nah ini dijawab, “Air putih aja”.
2) Seleksi Makanan dan Minuman
Sekarang ini kanker udah menyerang anak-anak. Padahal kanker itu sumbernya berasal dari paparan zat kimia. Anak kecil terkena paparan zat kimia dari mana? Ya dari makanan!
Pentol, tempura, dan jajanan pinggir jalan yang saosnya merah mengerikan itu, laris-manis diserbu anak-anak. Belum lagi kalo mau nge-list minuman instan pinggir jalan yang ngga tau gimana proses produksi dan campurannya. Pokoknya super hati-hati kalau makan di luar rumah. Cari yang jelas-jelas aja kandungannya. Nasi pecel, nasi rames, ketoprak, lontong sayur, nasi goreng, dll, yang lebih minim kandungan zat kimianya (atau kandungannya masih bisa ditoleransi).
Saya udah mengurangi banget jatah minuman kemasan. Lebih sering beli air mineral ketimbang minuman yang ada rasanya. Oiya, data dari Kementrian Kesehatan menunjukkan ada 10 ribu lebih penderita kanker anak setiap tahun, dan 20% nya berujung pada kematian. Ini jumlah yang amazing! Googling aja kalo ngga percaya.
3) Minum Air
Rutin lah pokoknya 2 liter setiap hari. Ya minimalnya 1 liter. Minum air putih pas haus doang itu salah. Minum air ngga nunggu haus, tapi emang udah seharusnya Kita banyak minum.
Rumusnya gampang kok, berat badan Kita dibagi 30, itulah jumlah liter yang harus Kita minum setiap hari. Misalnya saya 68 kilogram. Jadi 68:30 adalah 2,26 atau 2,3. Maka saya harus minum 2,3 liter setiap hari. Ya dibuat rata-rata 2 liter juga ngga masalah. Ada banyak segudang manfaat minum air putih sesuai kebutuhan. Googling sendiri.
4) Jangan Begadang
Begadang ini sumber penyakit karena ketika Kita begadang proses ekskresi ngga terjadi. Seperti yang Kita tahu juga, ekskresi itu salah satu mekanisme tubuh mengeluarkan racun-racun dalam tubuh. Kebayang kan kalau racunnya ngga keluar dan menumpuk? Kadang begadang itu terasa nikmat, tapi resikonya bikin ngga nikmat.
5) Jauhi Asap Rokok
Entah Kita perokok atau bukan, siapa saja yang terpapar asap rokok ya punya resiko lebih tinggi untuk kena penyakit. Jadi, buat Kita para perokok, plis. Iya, saya cuma mau bilang “plis” aja. Ngga tau harus ngomong apalagi. Minimal tahu tempat lah kalau mau hisap-hisapan. Dan buat Kita yang ngga ngerokok, selalu pergi sejauh-jauhnya dari para ahli-hisap.
Terutama anak-anak kita, bayi kita, juga diri kita. Segera menjauh dari sumber asap rokok. Kita juga harus berani menegur orang di sebelah Kita untuk matikan rokoknya, apalagi kalau ada anak kita. Mendingan menghirup asap knalpot mobil Panther yang super ngebul-ngebul itu daripada asap rokok. Secara ilmiah, zat asap rokok memang lebih berbahaya dari asap knalpot. Btw, asap rokok ini jadi salah satu penyebab terbesar anak terkena kanker, selain faktor makanan.
Bagaimana dengan Olahraga?
Olahraga ini penting, tapi jadi sia-sia kalau hal-hal di atas ngga Kita perhatikan. Lebih baik Kita memperhatikan 5 hal di atas tapi Kita ngga olahraga daripada sebaliknya. Idealnya ya kerjakan 5 di atas, tambah olahraga. Insya Allah sehat terus raga kita.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari Zaman Milenial Dilarang Sakit diatas adalah:
- Zaman Milenial Dilarang Sakit diatas bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, namun dari ke poin-poin diatas tidak sepenuhnya menjamin keberhasilan yang sudah dicoba. Semua itu kembali lagi kepada kesungguhan diri kita masing-masing dalam mengaplikasikannya pada usaha yang dilakukan.
Semoga dengan membaca artikel yang berjudul 'Zaman Milenial Dilarang Sakit' ini, bisa menambah wawasan dan menjadi solusi bagi kita semua yang sedang berusaha untuk menjaga kesehatan badan dan jasmani kita. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat.
Baca juga: Jangan Bersedih Allah Bersama Kita.