Skip to main content

Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad

Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad by Santrie Salafie

Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad - Bagaimana kabar hari ini sahabat Santrie Salafie? mudah-mudahan selalu dalam lindungan Allah swt. Amin.. Pada kesempatan kali ini Santrie Salafie akan berbagi tentang Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad.

Selengkapnya, langsung saja yuk scroll ke bawah untuk menyimak lebih lanjut tentang Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad.

Umair bin Sa'ad

Dialah Umair bin Sa’ad. Seorang Ansar yang berbaiat kepada Nabi Muhammad ketika usianya masih belia. Umair dikenal sebagai seorang sahabat yang ahli ibadah. Selalu berada di barisan pertama ketika shalat. Pun ketika berperang, ia selalu mengejar barisan terdepan karena mendambakan bisa mati syahid.

Usia Umair bin Sa’ad baru sekitar 10 tahun –dan sudah yatim- ketika umat Muslim mempersiapkan Perang Tabuk. Nabi Muhammad menyerukan kepada seluruh umat Islam Madinah berperang dan menyumbang apa saja yang dimiliki untuk persiapan perang melawan pasukan Romawi tersebut. Saat itu, keadaan begitu genting. Di tengah musim kemarau, umat Muslim harus mengumpulkan logistik dan menempuh perjalanan jauh ke utara untuk menghalau pasukan Romawi.

Di saat sebagian umat Muslim bahu-membahu mendukung persiapan Perang Tabuk, sekelompok kaum munafik menyebarkan provokasi untuk memecah-belah persatuan umat Islam Madinah. Salah satu tokoh kaum munafik yang melakukan hal itu bernama Julas bin Suwaid. Orang yang merawat Umair semenjak ayahnya, Sa’ad, wafat dalam sebuah pertempuran. Saking akrabnya, Julas sudah menganggap Umair sebagai anak sendiri. Begitu pun sebaliknya.

Di tengah persiapan Perang Tabuk, Julas mengatakan sesuatu yang tidak pantas tentang Nabi Muhammad, bahkan bernada merendahkan. Memang, Julas saat itu memeluk Islam namun karena terbawa ‘arus saja’, mengingat banyak penduduk Madinah yang masuk Islam setelah Nabi Muhammad hijrah ke sana.

“Jika yang diucapkan Muhammad itu benar, niscaya kita lebih buruk dibandingkan keledai,”kata Julas, dikutip dari buku Sahabat-sahabat Ciliki Rasulullah (Nizar Abazhah, 2011).

Mendengar perkataan Julas seperti itu, Umair menjadi begitu marah kepada ayah angkatnya tersebut. Dia tidak terima dengan perkataan Julas yang meragukan kebenaran Nabi Muhammad. Julas yang merasa keceplosan meminta Umair agar tidak melaporkan perkataannya itu kepada siapapun, terutama Nabi Muhammad.

Di sini, Umar merasa bimbang. Apakah dia menyimpan saja ucapan munafik yang dikatakan ayah angkatnya atau melaporkan kemunafikan Julas kepada Nabi Muhammad. Setelah berpikir cukup dalam, Umair akhirnya menemui Nabi dan menyampaikan kemunafikan Julas kepadanya. Julas dipanggil untuk mengklarifikasi ucapannya itu. Namun dia menyangkalnya dan menganggap bohong laporan Umair. Julas sampai bersumpah atas nama Tuhan untuk menguatkan penyangkalannya itu.

Ketika itu posisi Umair terpojok. Semua orang hampir percaya dengan Julas dan menganggap Umair berbohong. Untung, beberapa saat kemudian Nabi Muhammad menerima wahyu Al-Qur’an Surat at-Taubah ayat 74: “Mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan nama Allah, bahwa mereka tidah mengatakan sesuatu (yang menyakitkan hatimu). Padahal mereka telah mengucapkan kata-kata kufur, dan mereka telah kafir sesudah Islam, serta mereka mencita-citakan sesuatu yang tak dapat mereka capai".

"Dan tak ada yang menimbulkan dendam kemarahan mereka hanyalah lantaran Allah dan Rasul-Nya telah menjadikan mereka berkecukupan disebabkan karunia-Nya. Seandainya mereka bertaubat, maka itulah yang terlebih baik bagi mereka, dan seandainya mereka berpaling, Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih di dunia dan ahhirat. Mereka tidak akan mempunyai pembela maupun penolong di muka bumi”.

Turunnya ayat itu menjadi kabar gembira bagi Umair bin Sa’ad. Apa yang dilaporkannya tentang kemunafikan Julas telah dibenarkan langsung oleh Allah sehingga Julas bin Suwaid tidak bisa mengelak lagi. Dia kemudian mengaku bersalah dan bertobat.

“Telingamu bisa dipercaya wahai anak muda. Tuhan membenarkanmu,”kata Nabi Muhammad kepada Umair.
Penulis: Muchlishon Rochmat - Editor: Abdullah Alawi (Rujukan: NU Online).

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari Saat Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad diatas adalah:
  • Saat Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad diatas bisa kita jadikan sebagai bahan rujukan mengenai sejarah-sejarah islam yang telah lampau. Selain untuk bahan rujukan, tujuan utama Admin memberikan postingan ini adalah untuk menumbuhkan dan mengobati rasa haus kita semua yang selalu dirundung kerinduan kepada Rasulullah dan Para Shahabat-Shahabatnya. (Masih adakah setitik rindu dihati kita kepada Rasulullah dan Para Shahabatnya?)
Semoga dengan membaca Saat Umair bin Saad Laporkan Kemunafikan Ayah Angkatnya kepada Nabi Muhammad ini, bisa menambah wawasan kita semua tentang Sirah Nabawiyah dan mudah-mudahan bisa selalu istiqamah dalam kebaikan. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat.

Baca juga: Kisah Para Sahabat Tabarukan kepada Nabi

Tambahkan aplikasi Santrie Salafie di smartphone tanpa install

  1. Buka SantrieSalafie.com dengan browser Chrome di smartphone
  2. Klik ikon 3 titik di browser
  3. Pilih "Tambahkan ke layar utama"
  4. Selanjutnya klik aplikasi Santrie Salafie dari layar utama smartphone Anda untuk menggunakannya.

Atau, ikuti Santrie Salafie di Google News dengan klik icon untuk mulai mengikuti dan mendapatkan pengalaman membaca lebih mudah.

Comment Policy: Silakan baca Kebijakan Komentar kami sebelum berkomentar.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->